Tabloid besty | Minggu lalu, tepat pada saat-saat seperti ini...; perang dimulai.
Keheningan pecah, dan sejak detik itu, seakan segalanya dalam hidup kami berubah.
Hingga kemarin, tajuk berita kami masih seputar lubang-lubang penuh sampah di sebuah lingkungan di Urmia… tentang uang tambahan dalam rapor anak-anak, tentang wali kota dan masalah perkotaan.
Tapi tiba-tiba, semuanya berubah; tajuk-tajuk dipenuhi oleh drone, rudal, dan sistem pertahanan udara.
Segalanya tiba-tiba menjadi kasar dan menakutkan.
Kami dan negara kami menjadi tajuk utama media dunia.
Kami menyaksikan adegan-adegan yang selama ini kami kira hanya milik Suriah, Irak, dan Afghanistan.
masukkan script iklan disini
Di mana kami, dan di mana kehancuran akibat perang?
Tapi kami melihat sendiri, bagaimana tiba-tiba, bagian itu menjadi milik kami juga.
Koper-koper yang dikemas, rumah-rumah yang harus kami tinggalkan, hati-hati yang gelisah di Tehran…
Rumah-rumah yang dibangun dengan ribuan pinjaman dan seribu kesulitan, kini berada dalam bahaya.
Dan sekarang kami duduk menanti di waktu sahur, menatap keheningan, berharap akan ketenangan.
Kami berdoa semoga sekarang, saat ini juga, perang ini berakhir.
Saat kami bangun di pagi hari, kami ingin menyadari bahwa semua ini hanyalah mimpi.
Dan kami bisa kembali menikmati udara yang segar, warna dan aroma dari tanah air tercinta kami; Iran.
Tapi kami melihat sendiri, bagaimana tiba-tiba, bagian itu menjadi milik kami juga.
Koper-koper yang dikemas, rumah-rumah yang harus kami tinggalkan, hati-hati yang gelisah di Tehran…
Rumah-rumah yang dibangun dengan ribuan pinjaman dan seribu kesulitan, kini berada dalam bahaya.
Dan sekarang kami duduk menanti di waktu sahur, menatap keheningan, berharap akan ketenangan.
Kami berdoa semoga sekarang, saat ini juga, perang ini berakhir.
Saat kami bangun di pagi hari, kami ingin menyadari bahwa semua ini hanyalah mimpi.
Dan kami bisa kembali menikmati udara yang segar, warna dan aroma dari tanah air tercinta kami; Iran.